السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ciri Fisik Nabi Muhammad SAW


Ciri Fisik Nabi Muhammad saw :
Bagian Tubuh Lainnya
Pundak Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Ali ra :: "Rasulullah memiliki pundak yang besar (tegap)." (HR. Al-Baihaqi dan Az-    Zabidi, lihat juga dalam Kitab Al Ahadits Al Mukhtarah)
Dada Nabi Muhammad saw

Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama." (HR. Ath-Thabarani dan Az-Zabidi)
Perut Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad, ketika mensifati Rasulullah, ia berkata, "Besarnya perut beliau tidak menjadikan beliau merasa lelah." (Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zad Al-Ma'ad)

Dari Ummu Hani, ia menuturkan, "Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lain." (HR. Ath-Thabarani)

Mukharrisy Al-Ka'bi menceritakan, "Suatu malam Rasulullah berumrah dari Ji'ranah. Saya melihat punggung beliau seperti batangan perak."
Pusar Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah memiliki pusar' yang berbulu. (HR. Al-Maqdisy dalam Al-    Ahadits Al-Mukhtarah)

Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu badannya bercahava, bulu-bulunya lembut dan menyambung dari bagian atas dada sampai pusar_ Bulu-bulu itu merangkai bagaikan benang. Sedangkan di bagian putting susu dan perutnya, bulu-bulu itu tidak tumbuh. Adapun di bagian lengan, pundak, dan bagian atas dada, bulu-bulu tersebut tampak banyak." (HR. Al-Haitsamy dalam Majma' Az-    Zawa'id)
Jari Jemari Nabi Muhammad saw

Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah memiliki jari jemari tanga:- dan kaki yang tebal dan lentik memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
Telapak Tangan Nabi Muhammad saw

Masih dari Ali, "Rasulullah itu memiliki telapak tangan yang tebal." (FIR Ahmad, Al-Mizzi, dan Ibnu Sa'ad)

Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu telapak tangannya lebar." (HR. Al-Haitsami)

Anas bin Malik menuturkan, "Saya sama sekali belum pernah menyentuh kulit yang lebih halus dari sutera kecuali telapak tangan Rasulullah." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabari)

Begitu pula Mariyah berkisah, "Saya sama sekali belum bersentuhan dengan kulit yang lebih lembut dari tangan Rasulullah."

Lengan Bawah Nabi Muhammad saw

Dari Hindi (pamannya Al-Hasan bin Ali), ia berkata, "Rasulullah memiliki lengan bawah yang panjang." (HR. Al-Khallal dalam As-Sunnah)

Diriwayatkan dari Shalih, budak At-Tau'amah, ia berkata bahwa Abu Hurairah mensifati Rasulullah. Katanya, "Beliau itu dua lengannya panjang." (HR. Ahmad)
Betis Nabi Muhammad saw

Jabir bin Samurah menuturkan, "Di kedua betis Rasulullah terdapat bentuk yang halus." (HR. At-    Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

Abdurrahman bin Malik bin Ju'syam meriwayatkan dari ayahnya bahwa saudaranya yaitu Suraqah berkata, "Ketika Rasulullah berada di atas ontanya, saya mencoba untuk mendekatinya. Di saat itu, saya melihat betis beliau bagaikan pohon korma (saking putihnya)."
Tumit Nabi Muhammad saw

Jabir bin Samurah berkata, "Rasulullah memiliki tumit yang tipis." (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Telapak Kaki Nabi Muhammad saw

Diriwiyatkan dari Al-Hasan bahwa pamannya yaitu Hindi berkata, "Rasulullah saw, termasuk orang yang biasa memakai alas kaki. Telapak kaki beliau kurus dan memancarkan air." (HR. Al-Haitsami dalam Kitab Majma' Az-Zawa'id)

Utsman bin Abdil Malik menceritakan sebuah hadits dari pamannya, salah seorang pengikut Ali dalam Perang Shiffin, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah memiliki telapak tangan dan telapak kaki yang tebal." (HR. Ibnu Sa'ad dan Al-Baihaqi)
Persendian Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dariAli, ia berkata, "Rasulullah • memiliki tulang sendi yang gemuk." (HR. Al-Mizzi dalam Kitab Tandzib Al-Kamal)

Ibrahim bin Muhammad mendapatkan informasi dari salah seorang putra Ali bin Abi Thalib, katanya, "Rasulullah • itu persendiannya besar." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Katsir).

Yang dimaksud dengan persendian di sini, menurut penulis, adalah ujung dan pangkal tulang, seperti ujung tulang pada kedua lutist, ujung tulang pada kedua siku, dan ujung tulang pada kedua pundak.

Berat Badan Nabi Muhammad saw

Al-Hasan bin Ali meriwayatkan dari pamannya yaitu Hindi, bahwa Rasulullah memiliki postur tubuh yang sedang, besar dan kokoh." (Lihat. Majma' Az-Zawdid). Maksudnya, anggota tubuh beliau sempurna dan berpostur sedang, tidak gemuk dan tidak kurus.


Ukuran Tinggi Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Rabi'ah bahwa ia pernah mendengar Anas bin Malik mensifati ciri-ciri fisik Rasulullah saw. Saat itu, Anas berkata, "Beliau adalah orang yang berperawakan sedang. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu pendek." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)

Al-Bara' menyatakan, "Rasulullah adalah sosok yang tidak pendek, juga tidak tinggi." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Baihaqi)

Masih dari Al-Bara', "Rasulullah itu orang yang berperawakan sedang." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi)

Ibrahim bin Muhammad menerima berita dari putra Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Ketika Ali bin Abi Thalib mensifati fisik Rasulullah, ia menyebutkan bahwa postur beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek._Beliau termasuk orang yang berperawakan sedang." (HR. Al-Baihaqi, liha: juga Kitab Tarikh Baghdad)

Dari Al-Hasan, bahwa pamannya Hindi berkata, "Rasulullah itu perawakannya lebih tinggi dari orang yang berperawakan sedang, dan lebih pendek dari orang yang berperawakan tinggi kurus." (HR. Al-    Haitsami dan Ibnu Katsir)

Aisyah menuturkan, "Di antara sifat fisik Rasulullah adalah ketika Rasulullah sedang berjalan bersama orang banyak, tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari beliau. Mungkin ada dua orang pria yang dikenal berperawakan tinggi, tetapi ketika bersama beliau, terlihat bahwa perawakan beliau lebih tinggi dari keduanya. Baru kemudian setelah dua pria itu berjauhan dengan beliau, orang-orang melihat keduanya sebagai orang yang berperawakan tinggi, sementara Rasulullah berperawakan sedang." (HR. Al-Baihaqi dalam Dala'il An-Nubuwwah dan As-Suyuthi dalam Al-Khasha'ish Al-Kubra)
Kulit Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah adalah orang yang telapak tangannya paling halus. Saya belum pernah menyentuh kain sutera yang lebih halus daripada halusnya telapak tangan beliau." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ath-Thabari)

Dari Utsman bin Abdul Malik, ia mendapat kabar dari pamannya yang termasuk pengikut Ali dalam Perang Shiffin, dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah itu kulitnya halus dan lembut." (HR. Ibnu Sa'ad)
Warna Kulit Nabi Muhammad saw

Anas bin Malik menceritakan, "Wama kulit Rasulullah putih berkilau, tidak hitam kusam dan tidak putih tulang." (HR. Ath-Thabari)

Abu Hurairah menuturkan, "Rasulullah    berkulit putih bagaikan kepingan-kepingan perak." (HR. As-    Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shagir dan AzZabidi dalam Ithaf As-Sadah Al-Muttaqin)

Sedangkan Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, "Rasulullah itu berkulit putih kemerah-merahan." (HR. Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Ibnu Sa'ad)

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Rasulullah itu kulitnya berwarna sawo matang." (lihat Kitab Syarh Asy-Syama'il dan Al-Hindi dalam Kitab Kanz Al-' Ummal). Kualitas hadits ini tidak shahih karena isinya bertentangan dengan hadits-hadits yang lain.

Masih dari Anas, ia berkata, "Rasulullah adalah orang yang warna kulitnya paling bagus." (HR. Ath-    Thabari dan Ibnu Katsir)

Paras Wajah Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Al-Bara', ia berkata, "Saya sama sekali belum pernah melihat paras yang lebih tampan dari paras Rasulullah " (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Abu Ishaq menuturkan, "Ketika ada orang yang bertanya kepada Al-Bara', apakah paras wajah Rasulullah itu seperti pedang (berkilau)?" Al-Bara' menjawab, "Tidak, tapi bagaikan rembulan." (HR. Al-    Bukhari, Ahmad, dan Al-Baihaqi)

Abu Hurairah menceritakan, "Saya belum pemah melihat paras wajah setampan paras Rasulullah Seolah-olah cahaya mentari berjaian menyelusuri wajahnya." (HR. Ibnu Hibban)

Jabir bin Samurah mengisahkan, "Saya ketika itu melihat Nabi dengan berpakaian merah. Kemudian saya membanding-kannya dengan melihat bulan. Ternyata, dalam pengamatan saya, beliau lebih indah daripada bulan." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)

Dari Al-Bara', ia berkata, "Saya belum pernah melihat seorang pria berpakaian merah yang lebih tampan dari Rasulullah. Beliau memiliki rambut yang dekat dengan pundaknya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sa'id bin Al-Jurairi mendengar berita dari Abu Thufail bahwa ia berkata, "Saat itu, saya sendirian melihat wajah Nabi." "Bagaimana, mohon jelaskan!" pinta Sa'id. Abu Thufail menjawab, "Beliau berparas putih, manis, dan berperawakan sedang." (HR. Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad bahwa suatu ketika ia mensifati fisik Rasulullah "Beliau itu, dari kejauhan tampak sebagai orang yang paling manis dan paling tampan. Sedangkan dari dekat, beliau tampil sebagai orang yang paling menonjol dan paling bagus di antara yang lain." (HR. Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma'ad)

Anas bin Malik pernah berkata, "Paras Rasulullah itu bagaikan kepingan-kepingan perak." (HR. Ath-    Thabari dan Ibnu Katsir)

Aisyah menyebutkan, "Rasulullah saw adalah orang yang wajahnya paling tampan dan kulitnya paling bercahaya di antara yang lain." (HR. AlBaihaqi)

Sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq menuturkan, "Wajah Rasulullah bagaikan bulatnya rembulan." (HR. Al-Mizzi dan Al-Hindi)

Muhammad bin Ammar berkata kepada Ar-Rabi' binti Mu'awwidz, "Mohon jelaskan sifat fisik Rasulullh kepada saya!" Ar-Rabi' menjawab, "Anakku, seandainya kamu melihat beliau, maka itu berarti kamu sedang melihat matahari terbit." (HR. Ad-Darimi, Al-Haitsami, dan Al-Baihaqi)

Ibnu Abbas menuturkan, "Sosok Rasulullah belum pernah ada bayangannya. Jika beliau berdiri sedangkan matahari bersinar, maka sinar yang terpancang dari beliau mengalahkan sinarnya matahari. Begitu pula jika beliau berdiri di tengah cahaya lampu, maka cahaya beliau lebih terang daripada cahayanya lampu." (HR. As-Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shaghir). Selain Ibnu Abbas, redaksi hadits ini diriwayatkan pula oleh Jabir bin Samurah.
Keringat Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Nabi biasa masuk ke rumah Ummu Sulaim, lalu tidur di ranjangnya, sementara Ummu Sulaim sendiri sedang tidak ada. Suatu hari, beliau datang ke rumah Ummu Sulaim dan tidur di ranjangnya. Ada seseorang yang memberitahukan hal itu kepada Ummu Sulaim. "Rasulullah sedang tidur di ranjangmu, Ummu Sulaim!" katanya. Maka Ummu Sulaim pulang dan mendapatkan tempat tidurnya penuh keringat. Tidak menunggu lama, ia langsung membuka tempat pakaiannya (dan mengeluarkan kain di dalamnya), lalu menyerap air keringat tersebut dan diperasnya untuk dituangkan di gelas. "Apa yang kau lakukan, wahai Ummu Sulaim?" tanya Rasulullah. "Kami berharap dengan keringat engkau ini keberkahan untuk anak-anak kami," jawab Ummu Sulaim. "Kamu akan mendapatkannya," sahut Nabi. (HR. Muslim, Ahmad, dan Al Baihaqi)

Masih dari Anas, "Rasulullah berkulit cerah dan keringatnya bagaikan butir-butir mutiara." (HR. Muslim dan Al-Baihaqi)

Aisyah meriwayatkan, "Keringat Nabi di wajahnya seperti butiran mutiara yang basah, dan itu lebih harum daripada parfum kasturi." (HR. AzZabidi)

Ali menuturkan, "Keringat Nabi bagaikan mutiara, dan harumnya bagaikan parfum kasturi." (HR. Ibnu Sa'ad)

Hubaib bin Abi Hardah mendapat berita dari seorang dari Bani Huraisy, bahwa ia berkata, "Saya berada di samping ayah saya ketika Rasulullah merajam Ma'iz bin Malik (dalam kasus perzinaan, penj.). Di saat beliau mengambil batu yang besar, saya merasa takut dan ngeri melihatnya. Maka saya merangkul Rasulullah saw. Ketika itulah, saya mencium keringat yang keluar dari ketiak beliau harum mewangi bagaikan parfum kasturi." (HR. Ad Darimi dan Ibnu Asakir)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, "Suatu ketika ada seorang pria datang, "Wahai Rasulullah, saya mau menikahkan putri saya. Mohon kiranya engkau dapat menolong saya." Rasulullah menjawab, "Sebenarnya aku tidak memiliki apa-apa. Tapi jika mau, kamu besok datang lagi kemari dengan membawa botol yang tutupnya besar dan sebatang kayu pohon."Keesokan harinya pria itu datang lagi dengan membawa benda-benda yang disebutkan Nabi. Maka beliau langsung memeras keringat dari kedua lengannya, lalu dituangkan ke botol sampai penuh. "Ambillah ini dan bilang pada putrimu, jika ia hendak memakai parfum, cukup mencelupkan kayu ini ke botol, maka kayu itu akan membuatnya harum," pesan Nabi. Semenjak itu, apabila putri pria tadi memakai parfum dengan kayu dari Nabi, maka penduduk Madinah mencium harum wangi yang semerbak darinya. Mereka menamakan keluarga pria itu sebagai orang-orang yang harum," demikian Abu Hurairah menutup ceritanya. (HR. As-Suyuthi dalam Al-La'ali Al-Mashnu'ah dan Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu'at -Kedua kitab itu dikenal sebagai salah satu kitab kompilasi hadits maudhu atau hadits palsu, penj).

Tanda Kenabian  Nabi Muhammad saw

Diriwayatkan dari Al-Ja'd bin Abdurrahman bahwa ia mendengar As Sa'ib bin Yazid berkata, "Suatu hari, bibi saya membawa saya pergi menghadap Rasulullah” . "Wahai Rasulullah, keponakan saya ini sedang sakit," ungkap bibi saya. Maka beliau mengusap kepala saya dan berdoa untuk keberkahan. Beliau berwudhu, lalu saya meminum bekas air wudhunya, dan berdiri di belakangnya. Di saat itulah, saya melihat ada tanda kenabian (Khatim An-Nubuwwah) di antara dua pundaknya.    Tanda tersebut sebesar telur burung puyuh." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi). Imam Al-    Bukhari meriwayatkan hadits ini dari Muhammad bin Abdillah, dari Hatim, dengan redaksi yang sama seperti di atas. Pemaknaan "telur buyung puyuh" tersebut adalah merujuk pada pendapat Abu Sulaiman Al-    Khaththabi.

Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, "Saya melihat tanda di antara dua pundak Rasulullah berupa kelenjar berwarna merah seperti telur burung." (HR. Ibnu Hibban)

Dari Amr bin Akhthab, ia menuturkan, "Rasulullah pernah berkata kepada saya, "Wahai Abu Zaid, mendekatlah kemari dan usaplah punggungku."Maka ketika saya mengusapnya, jari saya mengenai tanda kenabian. Lalu saya bertanya, "Tanda apakah ini?" Beliau menjawab, "Bulu-bulu yang menggumpal." (HR. At-Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad)

Dari Abu Nadhrah, ia berkata, "Saya bertanya kepada Abu Sa'id Al Khudri tentang tanda kenabian yang ada pada diri Rasulullah. Kemudian Abu Sa'id menjawab, "Tanda itu berupa daging yang menonjol." (HR. As Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shaghir dan Al-Baihaqi)

Dari Abdullah bin Sarjas, ia menuturkan, "Saya menghadap Nabi yang ketika itu sedang berada di tengah para sahabatnya. Kemudian saya berjalan ke belakang beliau. Rupanya beliau tahu persis apa yang saya inginkan. Maka beliau menurunkan selendang dari punggungnya. Pada saat itulah saya melihat tanda kenabian di pundaknya. Tanda itu sebesar kepalan tangan, disekelilingnya ada tahi lalat, terlihat seperti kutil-kutil yang biasa tampak di kulit."

Masih dari Abdullah bin Sarjas, "Saya menghadap Nabi . Kemudian saya makan roti dan daging bersamanya. Setelah itu, saya bergeser sampai tepat di arah belakang beliau sehingga melihat tanda kenabian di kedua pundaknya. Tanda itu di tengkuk pundak kin beliau berupa kumpulan daging yang dikelilingi oleh tahi lalat." (HR. Muslim)

Dari Abi Ma'unah bin Qurrah, ia berkata, "Saya datang demi memenuhi panggilan Nabi saw. Dalam kesempatan itu, saya mohon beliau mengizinkan saya memasukkan kedua tangan ke jubahnya. Beliau tidak keberatan. Maka di saat itulah, saya menemukan di tengkuk pundaknya kelenjar yang menonjol." (HR. Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi)

Ref : Al Wafa, Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad saw, Ibnul Jauzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalamullah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)

Sabda Nabi
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)

Nasehat Salaf

"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Azi)

Dalil shalawatan – Haul – dzikir jamaah – ziarah kubur

Anda tidak suka ziarah kubur? Itu maklum, karena anda tidak senang kepada Nabi SAW yang memerintahkan : Kuntu nahaitukum `an ziyaaratil qubuuri, alaa fazuuruuha (dulu aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi kini berziarah kuburlah. HR. Muslim)
Hadits riwayat Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nahjul Balaghoh hal. 399
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزور قتلى أحد في كل حول، وإذا لقاهم بالشعب رفع صوته يقول : السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار. وكان أبو بكر يفعل مثل ذلك وكذلك عمر بن الخطاب ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم. [رواه الواقدي

Artinya:
“Adalah Rasulullah SAW. berziara ke makam syuhada’ Uhud pada setiap tahun. Dan ketika beliau sampai di lereng gunung Uhud beliau mengucapkan dengan suara keras “semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu berkat kesabaranmu, maka alngkah baiknya tempat kesudahan”. Kemudian Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan Utsman bin ‘Affan juga melakukan seperti tindakan Nabi tersebut”

Ziarah kubur sudah diperintahkan oleh Nabi SAW, tentunya di saat beliau SAW masih hidup berdampingan dengan para shahabat.
Karena itu banyak riwayat hadits yang menerangkan betapa dianjurkannya ummat Islam untuk menziarahi kuburan sesama muslim. Baik itu kuburan para kerabat, handai taulan, tetangga dan teman, apalagi berziarah ke makam Nabi SAW dan para shalihin, tentu lebih sangat dianjurkan oleh syariat. Karena berziarah kubur dengan mendoakan mayyit yang berada di dalam kuburan itu, dapat mengingatkan seseorang agar selalu ingat kehidupan akheratnya kelak.

* Anda tidak senang membaca shalawat dan pujian kepada Nabi SAW?
Ya sangat dimaklumi, karena anda tidak senang kepada Nabi SAW dan anda tidak pernah tahu sejarah bagaimana para penyair di kalangan shahabat semisal Hassan bin Tsabit saat mengubah syair-syair pujian kepada Nabi SAW dengan bahasa-bahasa yang indah sebagai makna shalawat kepada Nabi SAW.
Sejarah juga mencatat, bahwa Nabi SAW menyenangi apa yang dipersembahkan oleh Shahabat Hassan bin Tsabit itu, dan beliau SAW bahkan menugaskan Hassan bin Tsabit untuk menggubah syair-syair perjuangan, demi memotivasi para pejuang Islam dari kalangan para Shahabat.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(Al Ahzab : 59 )

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semua do’a tertutupi (tidak bisa naik ke langit) sampai dibacakan shalawat untuk Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. At Thabrani dalam Al Ausath dan dihasankan Al Albani)

Anda tidak senang meng-haul-i (berdoa setiap tahun) untuk keluarga muslim?
Ya sangat dimaklumi, karena anda sangat sulit memahami bahwa Nabi SAW dalam banyak riwayat yang dinukil dalam kitab-Kitab hadits : ternyata `alaa raksi haulin (setiap tahun=haul) beliau SAW berziarah kepada makam para syuhada dan membacakan doa untuk para syuhada Baqi` dan Uhud itu (HR. Baihaqi).
Jadi Nabi SAW berkenan untuk menghauli para shahabat yang telah mendahului beliau mengadap Allah, dengan cara mendoakan mereka pada setiap tahunnya.
Bahkan Nabi SAW setiap kali berziarah ke makam Uhud, beliau SAW mengucapkan salam khusus kepada pamanda beliau SAW, yaitu Sayyidina Hamzah : .Salaamun `alaikum bimaa shabartum fini`ma uqbad daar.

* Anda tidak senang ikut dzikir berjamaah, sangatlah maklum karena anda tidak pernah memahami Hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya: Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula (HR. Bukhari-Muslim)
Allah Berfirman "
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya,
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.(QS Al Ahzab 41-42)

Dari Muadz Ibnu Jabal Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah selain berdzikir kepada Allah." (Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani dengan sanad hasan)

Rosulullah SAW ,pernah ke luar mendatangi sekelompok sahabat,lalu bertanya :"apakah yang mendorong kalian duduk di sini ?Mereka menjawab:"Kami duduk-duduk melakukan dzikir kepada Allah dan memujinya atas pimpinan-Nya menunjuki kami kepada Agama Islam dan mengaruniakannya atas kami" Rosulullah SAW bersabda:"Aku tidak akan meminta kalia bersumpah karena keraguanku kepada kalian,akan tetapi Jibril telah telah datang memberitahukan kepadaku bahwa Allah SWT,membanggakan kalian kepada Malaikat-malaikat karena perbuatan kalian ini".(Hadits Qudsi)
(H.R.Muslim,Turmudzi dan Nasai yang yang bersumber dari Abu Sa'id Al-Khudri R.A.)

Siapa bilang do'a untuk orang mati tidak sampai ?

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".( Al Hasyr 10 )


و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ كِلَاهُمَا عَنْ عِيسَى بْنِ يُونُسَ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ الْحِمْصِيِّ ح و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَهَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ وَاللَّفْظُ لِأَبِي الطَّاهِرِ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ قَالَ عَوْفٌ فَتَمَنَّيْتُ أَنْ لَوْ كُنْتُ أَنَا الْمَيِّتَ لِدُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ذَلِكَ الْمَيِّتِ

Telah menceritakan kepada kami [Nashru bin Ali Al Jahdlami] dan [Ishaq bin Ibrahim] keduanya dari [Isa bin Yunus] dari [Abu Hamzah Al Himshi] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan [Harun bin Sa'id Al Aili] -dan lafazhnya milik Abu Thahir- keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] dari [Abu Hamzah bin Sulaim] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari [bapaknya] dari ['Auf bin Malik Al Asyja'i] ia berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca do'a dalam shalat jenazah: "ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA'FU 'ANHU WA 'AAFIHI WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADLU MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA QIHI 'ADZABAL QOBRI WA 'ADZABAN NAARI." ("Ya Allah, Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia dan selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka"). Auf berkata; "Hingga saya berangan seandainya saya saja yang menjadi mayit itu, karena do'a Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mayit tersebut.." (Hadist Imam Muslim No. 1601)

Anjuran memperingati Maulid Nabi

Anjuran supaya memperingati Maulid Nabi sudah diisyaratkan oleh Allah SWT, dan oleh nabi sendiri. Firman Allah surat Al A’rof : 157 :

فَالَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ مَعَهُ وَاُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. (الأعراف :١٥٧)

Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad) memulyakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al A’rof :157)

Dalam sebuah hadits dikatakan :
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barang siapa yang memulyakan / memperingati hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung fi sabilillah.

Sebagaimana hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Qotadah Al Anshory r.a :

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم)

“Sesungguhnya Rosulullah saw ditanya seorang sahabat tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab, sebab di hari Senin itu hari kelahiranku, dan wahyu diturunkan kepadaku”. ( HR. Muslim)

Dalil Maulid menurut para Sahabat

Telah berkata Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami As-Syafie dalam kitabnya bernama :
Ni’matul Kubra 'Alal 'Alam Fi Maulidi Saidi WaladiAdam, dalam Bab : Faslun Fii Bayan Fadli Maulid Nabi SAW :
‘Telah berkata Saiyidina Abu Bakar As-Siddiq : Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.”
Telah berkata Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami Asy-Syafi'i dalam kitabnya bernama :
Ni’matul Kubra 'Alal 'Alam Fi Maulidi Saidi Walad Adam, dalam Bab : Faslun Fii Bayan Fadli Maulid Nabi SAW :
Telah berkata Saiyidina 'Umar : "Sesiapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam."
Telah berkata Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami Asy-Syafi'i dalam kitabnya bernama :
Ni’matul Kubra 'Alal 'Alam Fi Maulidi Saidi Waladi Adam, dalam Bab : Faslun Fii Bayan Fadli Maulid Nabi SAW :
Telah berkata Utsman : "Sesiapa yang menafkahkan satu dirham untuk majlis membaca maulid Nabi SAW, maka seolah-olah ia menyaksikan peperangan Badar dan Hunain".
Telah berkata Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami Asy-Syafi'i dalam kitabnya bernama :
Ni’matul Kubra 'Alal 'Alam Fi Maulidi Saidi Waladi Adam, dalam Bab : Faslun Fii Bayan Fadli Maulid Nabi SAW :

Telah berkata ‘Ali : “Sesiapa yang membesarkan majlis maulid Nabi j dan kerananya diadakan majlis membaca maulid, maka dia tidak akan keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan masuk ke dalam syurga tanpa hisab”.

Pujian Sahabat kepada Nabi SAW

Nabi SAW Bersabda : "Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “Izinkan aku memujimu wahai Rasulullah..” maka Rasul saw menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”, maka Abbas ra memuji dengan syair yang panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)"

Hadist tentang Sayidina Umar Bin Khotob RA

Bila langkah Sayidina Umar di anggap Bid'ah,maka berarti mengatakan Sayidina Umar ahli Bid'ah dan masuk Neraka.Padahal Sayidina Umar telah di jamin masuk Surga.Seperti di terangkan dalam Hadist bahawa Nabi SAW bersabda : "Abu bakar ahli Surga,Umar ahli Surga,Ustman ahli Surga,Ali ahli Surga,Thalhah ahli Surga"(HR AHMAD)

Nabi SAW berpesan agar mengikuti ketetapan dua sahabat Seniornya,yaitu Abu Bakar dan Umar seperti di sebutkan dalam Hadist,Nabi SAW bersabda : "Berpegang teguhlah dengan ketetapan dua orang setelahku,yaitu Abu bakar dan Umar (HR ASHABUS SUNAN)


Nabi SAW Bersabda : "Janganlah kamu menghina Sahabatku,Ssesungguhnya di antara kalian menginfakan emas sebesar gunung Uhud tidak akan menyamai kemulya'an mereka sekalipun separuhnya" (HR MUSLIM)

Islam pecah menjadi 73 golongan

Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.

KITAB REKAYASA WAHABI
Berjudul “JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT” Bukan Kitab Buatan Imam Nawawi
Dakwah Salafy Wahaby walaupun kita sering bertanya, Kenapa Marah Di Sebut Wahaby ? yang sulit di terima oleh dunia Islam, kecuali hanya sebagian kecil orang awam, sehingga menghalalkan segala cara demi sebuah faham yang mereka anggap benar, dakwahnya yang lebih pantas di sebut dengan fitnah terhadap Islam, Al-Quran, Hadits dan para Ulama Islam.
Karena setiap sisi syari’at Islam yang tidak sepaham dengan pemahaman mereka selalu ada cerita dusta dan fitnah terhadap Ulama, baik Salaf atau Khalaf, ketidaksiapan mereka dalam menyikapi perbedaan atau dengan kata yang lebih jelas WAHABY / SALAFY TIDAK MAMPU MENERIMA PERBEDAAN dan tidak cukup nya pendukung dakwah mereka, hingga memaksa mereka memutarbalikkan fakta dengan cerita dusta terhadap para pakar Ulama Islam separti Imam Mazhab empat, Syaikh Abdul Qadir Al-Jiilani, Ibnu Katsir, Imam Baihaqqi, Imam Asy’ari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Ashqalani, Shalahuddin al-Ayyubi dan masih banyak lagi, semoga Allah selalu menjaga Para Ulama Islam dari bermacam fitnah Wahaby.Download Pdf Kesesatan WAHABI,Kesesatan Syi'ah


Kekejaman wahabi kepada sunni


Mantan Hindu Yang Menjadi Wahhabi (Ust. Abdul 'Aziz) Ditangkap Polisi Karena Memprovokasi Masyarakat

Kisah Nyata ; Pembantaian Keluarga Syaikh Nawawi al-Bantani al-Syafi'i (Pembesar Syafi'iyyah) Oleh Kaum Wahhabi

Kitab Fathul Bari : Bukti Wahabi menipu ummat (pendapat Ibnu rajab pada masalah shalat – bukan menolak takwil imam ahmad)

Bukti Wahabi Saudi memalsukan Kitab shahih Bukhary : Hadits Mutasyabihat “Pinggang Arrahman” diubah / dipalsukan

Sesama Wahabi Saling Menyesatkan, Bukti Kontradiksi Ajaran Sesat

Gerakan “PENYESATAN SYi’AH” di Indonesia didanai Wahabi dengan aliran dana AS, Israel dan Saudi

Wahabi perusak tasawuf NU dan Mesir, wahabi secara biadab menyerang tasawuf NU dan tasawuf Mesir !

wahabi melakukan manipulasi untuk merusak khazanah keilmuan Islam. Mereka tidak segan-segan mengubah bahkan menghapus kalimat-kalimat dalam kitab-kitab klasik ulama-ulama rujukan kaum NU.. Syi’ah bela NU

Saudi Sediakan Dana Tak Terbatas untuk wahabi Indonesia dan wahabi Malaysia.. NU dalam bahaya !!!

Wahabi Perusak Situs Sejarah Islam ( Densus 99 )

SESAT ULAMA WAHHABI SALAFI

NAMA-NAMA TOKOH WAHHABI

NAMA TOKOH WAHHABI DI INDONESIA

Daftar Yayasan dan Ustadz Wahabi Salafy